Wednesday, 18 February 2015

LAPORAN PRAKTIKUM DIT KADAR LENGAS TANAH



ACARA I
KADAR LENGAS TANAH

ABSTRAK
Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah dengan judul kadar lengas tanah dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Maret 2014 di Laboratorium Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kadar lengas tanah merupakan kandungan air di dalam pori tanah. Pada percobaan ini, menggunakan 5  jenis contoh tanah yaitu alfisol, entisol, vertisol, ultisol dan mollisol dengan ukuran diameter 0,5 mm, 2 mm, dan bongkah. Metode yang digunakan adalah metode gravimetri yaitu menghitung selisih berat lengas sebelum dan sesudah dikeringkan. Pada alfisol, kadar lengas tanah diameter 2 mm sebesar 11,05%, diameter 0,5 sebesar 11,145%, dan tanah bongkah 12,3%. Pada entisol, kadar lengas tanah diameter 2 mm sebesar 5,05%, diameter 0,5 mm sebesar 5,34%, dan tanah bongkah 2,52%. Kadar lengas tanah vertisol diameter 2 mm yaitu 13,02%, diameter 0,5 mm sebesar 12,715%, dan tanah bongkah sebesar 12,315%. Tanah ultisol diameter 2 mm kadar lengasnya 10,4565%, diameter 0,5 mm sebesar 15,392%, dan tanah bongkah 10,679%.Tanah mollisol diameter 2 mm kadar lengasnya 15,392%, diameter 0,5 mm 15,675&, tanah bongkah 16,857%. Hasil percobaan pengukuran kadar lengas selanjutnya dapat digunakan dalam perhitungan NPD.
Kata kunci           : kadar lengas, metode gravimetri


I.                   PENGANTAR
Dalam kehidupan sehari-hari tanah sangatlah dibutuhkan. Selain sebagai tempat berpijak, tanah juga merupakan media tanam bagi tumbuhan. Tanah merupakan tubuh alam bebas yang menduduki sebagian permukaan bumi yang memiliki sifat sebagai hasil interaksi kegiatan iklim dan jasad hidup terhadap bahan induk dalam keadaaan topografi dan jangka waktu tertentu. Komponen tanah (mineral, organik, air, dan udara) tersusun antara satu dengan yang lainnya membentuk struktur tanah.
Analisis tanah dapat berupa pengukuran secara kimiawi, fisika, dan biologi yang bertujuan untuk memahami sifat tanah dan kesesuaian dengan pertumbuhan tanaman. Padahal pertumbuhan tanaman tidak lepas dari kandungan air/lengas dalam tanah. Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa tanah berperan penting dalam menjaga kelembapan tanah. Selain itu lengas juga menyusun 2/3 bagian dari pori-pori tanah pada suhu kamar. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan lengas pada jenis tanah tertentu.
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran penampang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara (Hanafiah, 2008)
Tanah juga merupakan lapisan terluar permukaan bumi yang berasal dari transformasi zat-zat mineral dan organik akibat dari adanya aktivitas iklim dan organisme dalam jangka waktu tertentu. Berbagai aktivitas tersebut akan mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam hal jenis, sifat, warna, dan tekstur tanah yang terbentuk. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor iklim, topografi, bahan induk, organisme dan waktu (Sutanto, 2005).
Tanah memiliki berbagai jenis dan masing-masing memilki kapasitas yang berbeda untuk menahan air. Kemampuan ini bergantung pada beberapa parameter, seperti struktur dan tekstur tanah, vegetasi di daerah tersebut, kelembapan tanah, dan lain-lain. Beberapa teknik pengukuran adalah Soil Moisture Metes, Tensiometer, Neutron Moisture Meters, dan Soil Moisture Monitoring (Annonymous, 2010).
Air sangat penting dalam kehidupan manusia seperti dalam bidang pertanian dan industri. Air tanah yang mengisi bagian pori-pori antara zarah-zarah padat tanah disebut lengas tanah. Secara intensif, air tanah berpengaruh terhadap beberapa fraksi fisika, kimia, dan biologi. Air tanah bersifat dinamis, yaitu air tanah bergerak secara tetap dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui perkolasi, evaporasi, evapotranspirasi, irigasi, presipitasi, limpasan (run off), dan drainase (Suharto, 2006).
Perlakuan kadar lengas tanah pada tanaman hidroponik, yaitu dengan cara menghentikan pengairan. Kandungan lengas tersebut dipertahankan dengan berbagai arus (Muljanto, 2007).
Laju perubahan kadar lengas dalam tanah sangat ditentukan oleh karakteristik pori tanah yang menyusun struktur tanah, seperti distribusi pori, kontinuitas pori, dan tortuositas pori. Laju perubahan kadar lengas dalam tanah dapat mempengaruhi distribusi air dan kelarutan hara dalam tanah, sehingga hara terdistribusi secara merata pada zona perakaran (Wahyuni, 2006).

II.                METODOLOGI
Percobaan Dasar-dasar Ilmu Tanah acara I yang berjudul Kadar Lengas Tanah dilakukan pada hari Selasa, 4 Maret 2014 di Laboratorium Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada percobaan ini, alat yang dibutuhkan antara lain 6 buah botol timbang, timbangan, dan oven. Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah contoh tanah halus masing-masing berdiameter 2 mm, 0,5 mm, dan tanah bongkah (agregat utuh).
Percobaan ini dimulai dengan memberi label pada 6 botol timbang kosong kemudian masing-masing botol kosong tertutup sumbat ditimbang (misal a gram). Setelah itu, 2/3 volume botol (±10 gram) diisi dengan contoh tanah 2 mm, 0,5 mm, dan tanah bongkah. Masing-masing dibuat 2 kali ulangan (duplo). Botol timbang berisi tanah (dengan tutupnya) ditimbang (misal b gram). Lalu botol dengan tutup sedikit terbuka dioven dengan suhu 105º-110ºC sampai kering mutlak (semalam). Botol dikeluarkan dari oven dan didinginkan di dalam desikator


III.             HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Kadar Lengas Berbagai Jenis Tanah.

No.
Jenis Tanah
Ukuran Tanah
% Ulangan 1
% Ulangan 2
Rata – rata
1
Alfisol
0,5 mm
11,13%
11,16%
11,145%
2 mm
11%
11,1%
11,05%
Bongkah
12,5%
12,1%
12,3%
2
Entisol
0,5 mm
5,36%
5,32%
5,34%
2 mm
5,05%

5,05%
Bongkah
2,59%
2,45%
2,52%
3
Vertisol
0,5 mm
12,72%
12,71%
12,715%
2 mm
13,04%
13%
13,02%
Bongkah
12,26%
12,36%
12,315%
4
Ultisol
0,5 mm
9,726%
9,515%
9,6205%
2 mm
10,489%
10,424%
10,457%
Bongkah
10,966%
10,392%
10,679%
5
Mollisol
0,5 mm
15,639%
15,711%
15,675%
2 mm
15,503%
15,281%
15,392%
Bongkah
16,312%
17,403%
16,857%
             
Adapun faktor yang mempengaruhi kadar lengas yaitu iklim, kandungan bahan organik, dan fraksi lempung tanah, topografi, serta adanya bahan penutup tanah (baik organik maupun anorganik). Iklim yang berpengaruh yaitu selisih curah hujan dan penguapan atau evaporasi, sebab akan menentukan tanah akan mengalami surplus ataupun defisit. Faktor bahan organik dan lempung berperan dalam penyimpan/penyekap air. Faktor relief/topografi mempengaruhi kandungan lengas tanah berkaitan dengan kecepatan air untuk terinfiltrasi dan mempercepat hilangnya lengas melalui aliran permukaan. Faktor penutup tanah dapat mengurangi proses evaporasi sehingga kandungan lengas lebih awet. Faktor penutup tanah misalnya seresah, kanopi tanamana, mulsa organik, cover crop, plastik, kain, dan kertas.
Pemahaman kadar lengas tanah sangat penting dalam pertanian karena melalui proses pengaturan lengas dapat diamati serapan hara dan pemapasan akar – akar tanaman yang berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman. Selain itu, kadang lengas dapat digunakan untuk mengetahui daya simpan lengas suatu jenis tanah, menduga kebutuhan pengairan, dan kebutuhan persawahan.
Dalam percobaan ini digunakan metode gravimetri, yaitu menghitung selisih berat lengas sebelum dan sesudah dikeringkan. Dari 5 contoh tanah dengan berbagai ukuran, diperoleh kadar lengas tanah alfisol diameter 2 mm sebesar 11,05%, diameter 0,5 sebesar 11,145%, dan tanah bongkah 12,3%. Pada entisol, kadar lengas tanah diameter 2 mm sebesar 5,05%, diameter 0,5 mm sebesar 5,34%, dan tanah bongkah 2,52%. Kadar lengas tanah vertisol diameter 2 mm yaitu 13,02%, diameter 0,5 mm sebesar 12,715%, dan tanah bongkah sebesar 12,315%. Tanah ultisol diameter 2 mm kadar lengasnya 10,4565%, diameter 0,5 mm sebesar 15,392%, dan tanah bongkah 10,679%. Tanah mollisol diameter 2 mm kadar lengasnya 15,392%, diameter 0,5 mm 15,675%, tanah bongkah 16,857%.
Dari hasil pengamatan dapat dilihat perbandingan kadar lengas tiap jenis tanah, yaitu :
1.      Alfisol
Tanah alfisol merupakan tanah yang mengandung kapur tinggi dan memiliki tekstur berlempung, sehingga tingkat permeabilitasnya rendah. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kadar lengas 11,145% untuk tanah berdiameter 0,5 mm, 11,05% untuk tanah berdiameter 2 mm, dan 12,3% untuk tanah bongkah. Kadar tersebut cukup tinggi dibandingkan dengan jenis tanah lain. Dengan demikian, tanah alfisol memiliki daya serap air yang tinggi.
2.      Entisol
Entisol merupakan jenis tanah yang memiliki tekstur pasiran yang lebih tinggi dibandingnkan dengan lempung dan debunya. Oleh sebab itu, entisol masuk ke dalam kategori tanah yang mudah tererosi. Pori – pori di dalam tanah entisol memiliki luas permukaan kecil karena didominasi oleh permukaan pasir sehingga kemampuan menyerap air sangat rendah.
3.      Vertisol
Jenis tanah ini merupakan tanah dengan kandungan liat/lempung tinggi. Tanah vertisol berupa lempung dengan kandungan tinggi yaitu sekitar 50%, sehingga luas permukaan pori – pori tanahnya besar. Hal tersebut mengakibatkan tanah vertisol memiliki kemampuan menyerap air cukup tinggi.
4.      Ultisol
Tanah ultisol merupakan tanah dengan kandungan lempung rendah dan bersifat lembab. Hasil percobaan dengan teori yang ada terdapat perbedaan. Menurut teori, semakin kecil diameter tanah, luas permukaan akan semakin besar sehingga kadar lengas akan besar pula.
5.      Mollisol
Mollisol merupakan jenis tanah yang mempunyai kemiripan sifat dengan jenis tanah Rendzina. Tanah tersebut memiliki kadar lempung yang tinggi, tekstur tanah halus, dan permeabilitas rendah sehingga kemampuan menahan airnya tinggi.

IV.             KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :
1.      Kadar lengas pada Alfisol diameter 0,5 mm = 11,45%, diameter 2 mm = 11,05%, bongkah = 12,3%. Untuk tanah Entisol, kadar lengas tanah diameter 0,5 mm = 5,34%, diameter 2 mm = 5,05%, bongkah = 2,52%. Kadar lengas tanah Vertisol diameter 0,5 mm = 12,715%, diameter 2 mm = 13,02%, bongkah = 12,315%. Jenis tanah Ultisol memiliki kadar lengas tanah diameter 0,5 mm = 9,6205%, diameter 2 mm = 10,465%, bongkah = 10,679%. Kadar lengas tanah mollisol diameter 0,5 mm = 15,676%,diameter 2 mm = 15,392%, bongkah = 16,857%.
2.      Urutan kadar lengas tanah dari yang tertinggi sampai yang terendah untuk diameter 0,5mm, 2 mm, dan tanah bongkah memilki kesamaan, yaitu Mollisol > Vertisol > Alfisol > Ultisol > Entisol.
3.      Perbedaan kadar lengas tanah tergantung pada intensitas pori – pori tanah. Faktor yang mempengaruhi yaitu iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan penutup tanah. Akan tetapi, faktor yang paling menentukan adalah bahan organik dan fraksi lempung tanah.

DAFTAR PUSTAKA
Annonymous. 2010. Soil Moisture Levels: Measuring and Monitoring Equipment (http:/www.buzzle.com/articles/soil-moisture-levels-measuring-and-monitoring-equipment.html). Diakses 6 Maret 2014, pukul 16:38.
Hanafiah, Kemas Ali. 2009. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Putera.
Muljanto. 2007. Pemberian Kalium pada Perlakuan Cekaman Lengas. Jurnal Ilmu Pertanian 1 : 11-13
Novrizal dan Suwardji. 2007. Prospek Pengembangan Tanaman Jarak Pagar (Jatropa curcas) pada Berbagai Orde Tanah di Pulau Lombok. Jurnal Litbang Pertanian.
Suharto, Edi. 2006. Kapasitas Simpanan Air Tanah pada Sistem Tata Guna Lahan LPP Tahura Raja Lele Bengkulu. Jurnal Ilmu – ilmu Pertanian Indonesia 8: 44 – 49.
Suranto, Rachman. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Wahyuni. 2006. Menguji Kadar Lengas Tanah di Daerah Kaki Gunung Lawu. Jurnal Tanah dan Iklim 20: 16-20.


No comments:

Post a Comment