ACARA
I
KADAR
LENGAS TANAH
ABSTRAK
Praktikum
Dasar-dasar Ilmu Tanah dengan judul kadar lengas tanah dilaksanakan pada hari
Selasa, 4 Maret 2014 di Laboratorium Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kadar lengas tanah merupakan kandungan air
di dalam pori tanah. Pada percobaan ini, menggunakan 5 jenis contoh tanah yaitu alfisol, entisol,
vertisol, ultisol dan mollisol dengan ukuran diameter 0,5 mm, 2 mm, dan
bongkah. Metode yang digunakan adalah metode gravimetri yaitu menghitung
selisih berat lengas sebelum dan sesudah dikeringkan. Pada alfisol, kadar
lengas tanah diameter 2 mm sebesar 11,05%, diameter 0,5 sebesar 11,145%, dan
tanah bongkah 12,3%. Pada entisol, kadar lengas tanah diameter 2 mm sebesar
5,05%, diameter 0,5 mm sebesar 5,34%, dan tanah bongkah 2,52%. Kadar lengas
tanah vertisol diameter 2 mm yaitu 13,02%, diameter 0,5 mm sebesar 12,715%, dan
tanah bongkah sebesar 12,315%. Tanah ultisol diameter 2 mm kadar lengasnya
10,4565%, diameter 0,5 mm sebesar 15,392%, dan tanah bongkah 10,679%.Tanah
mollisol diameter 2 mm kadar lengasnya 15,392%, diameter 0,5 mm 15,675&,
tanah bongkah 16,857%. Hasil percobaan pengukuran kadar lengas selanjutnya
dapat digunakan dalam perhitungan NPD.
Kata kunci : kadar lengas, metode gravimetri
I.
PENGANTAR
Dalam
kehidupan sehari-hari tanah sangatlah dibutuhkan. Selain sebagai tempat berpijak,
tanah juga merupakan media tanam bagi tumbuhan. Tanah merupakan tubuh alam
bebas yang menduduki sebagian permukaan bumi yang memiliki sifat sebagai hasil
interaksi kegiatan iklim dan jasad hidup terhadap bahan induk dalam keadaaan
topografi dan jangka waktu tertentu. Komponen tanah (mineral, organik, air, dan
udara) tersusun antara satu dengan yang lainnya membentuk struktur tanah.
Analisis
tanah dapat berupa pengukuran secara kimiawi, fisika, dan biologi yang
bertujuan untuk memahami sifat tanah dan kesesuaian dengan pertumbuhan tanaman.
Padahal pertumbuhan tanaman tidak lepas dari kandungan air/lengas dalam tanah.
Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa tanah berperan penting dalam menjaga
kelembapan tanah. Selain itu lengas juga menyusun 2/3 bagian dari pori-pori
tanah pada suhu kamar. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui besarnya
kandungan lengas pada jenis tanah tertentu.
Tanah
merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh berkembangnya perakaran penampang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara (Hanafiah, 2008)
Tanah
juga merupakan lapisan terluar permukaan bumi yang berasal dari transformasi
zat-zat mineral dan organik akibat dari adanya aktivitas iklim dan organisme
dalam jangka waktu tertentu. Berbagai aktivitas tersebut akan mengakibatkan
terjadinya perbedaan dalam hal jenis, sifat, warna, dan tekstur tanah yang
terbentuk. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa proses pembentukan tanah
dipengaruhi oleh faktor iklim, topografi, bahan induk, organisme dan waktu
(Sutanto, 2005).
Tanah
memiliki berbagai jenis dan masing-masing memilki kapasitas yang berbeda untuk
menahan air. Kemampuan ini bergantung pada beberapa parameter, seperti struktur
dan tekstur tanah, vegetasi di daerah tersebut, kelembapan tanah, dan
lain-lain. Beberapa teknik pengukuran adalah Soil Moisture Metes, Tensiometer,
Neutron Moisture Meters, dan Soil Moisture Monitoring (Annonymous, 2010).
Air
sangat penting dalam kehidupan manusia seperti dalam bidang pertanian dan industri.
Air tanah yang mengisi bagian pori-pori antara zarah-zarah padat tanah disebut
lengas tanah. Secara intensif, air tanah berpengaruh terhadap beberapa fraksi
fisika, kimia, dan biologi. Air tanah bersifat dinamis, yaitu air tanah
bergerak secara tetap dari suatu lokasi ke lokasi lain melalui perkolasi,
evaporasi, evapotranspirasi, irigasi, presipitasi, limpasan (run off), dan drainase (Suharto, 2006).
Perlakuan
kadar lengas tanah pada tanaman hidroponik, yaitu dengan cara menghentikan
pengairan. Kandungan lengas tersebut dipertahankan dengan berbagai arus
(Muljanto, 2007).
Laju perubahan
kadar lengas dalam tanah sangat ditentukan oleh karakteristik pori tanah yang
menyusun struktur tanah, seperti distribusi pori, kontinuitas pori, dan
tortuositas pori. Laju perubahan kadar lengas dalam tanah dapat mempengaruhi
distribusi air dan kelarutan hara dalam tanah, sehingga hara terdistribusi
secara merata pada zona perakaran (Wahyuni, 2006).
II.
METODOLOGI
Percobaan
Dasar-dasar Ilmu Tanah acara I yang berjudul Kadar Lengas Tanah dilakukan pada
hari Selasa, 4 Maret 2014 di Laboratorium Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada percobaan ini, alat yang dibutuhkan
antara lain 6 buah botol timbang, timbangan, dan oven. Bahan-bahan yang
digunakan pada percobaan ini adalah contoh tanah halus masing-masing
berdiameter 2 mm, 0,5 mm, dan tanah bongkah (agregat utuh).
Percobaan
ini dimulai dengan memberi label pada 6 botol timbang kosong kemudian
masing-masing botol kosong tertutup sumbat ditimbang (misal a gram). Setelah
itu, 2/3 volume botol (±10 gram) diisi dengan contoh tanah 2 mm, 0,5 mm, dan
tanah bongkah. Masing-masing dibuat 2 kali ulangan (duplo). Botol timbang
berisi tanah (dengan tutupnya) ditimbang (misal b gram). Lalu botol dengan
tutup sedikit terbuka dioven dengan suhu 105º-110ºC sampai kering mutlak
(semalam). Botol dikeluarkan dari oven dan didinginkan di dalam desikator
III.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Kadar Lengas
Berbagai Jenis Tanah.
No.
|
Jenis Tanah
|
Ukuran Tanah
|
% Ulangan 1
|
% Ulangan 2
|
Rata – rata
|
1
|
Alfisol
|
0,5 mm
|
11,13%
|
11,16%
|
11,145%
|
2 mm
|
11%
|
11,1%
|
11,05%
|
||
Bongkah
|
12,5%
|
12,1%
|
12,3%
|
||
2
|
Entisol
|
0,5 mm
|
5,36%
|
5,32%
|
5,34%
|
2 mm
|
5,05%
|
|
5,05%
|
||
Bongkah
|
2,59%
|
2,45%
|
2,52%
|
||
3
|
Vertisol
|
0,5 mm
|
12,72%
|
12,71%
|
12,715%
|
2 mm
|
13,04%
|
13%
|
13,02%
|
||
Bongkah
|
12,26%
|
12,36%
|
12,315%
|
||
4
|
Ultisol
|
0,5 mm
|
9,726%
|
9,515%
|
9,6205%
|
2 mm
|
10,489%
|
10,424%
|
10,457%
|
||
Bongkah
|
10,966%
|
10,392%
|
10,679%
|
||
5
|
Mollisol
|
0,5 mm
|
15,639%
|
15,711%
|
15,675%
|
2 mm
|
15,503%
|
15,281%
|
15,392%
|
||
Bongkah
|
16,312%
|
17,403%
|
16,857%
|
Adapun
faktor yang mempengaruhi kadar lengas yaitu iklim, kandungan bahan organik, dan
fraksi lempung tanah, topografi, serta adanya bahan penutup tanah (baik organik
maupun anorganik). Iklim yang berpengaruh yaitu selisih curah hujan dan
penguapan atau evaporasi, sebab akan menentukan tanah akan mengalami surplus
ataupun defisit. Faktor bahan organik dan lempung berperan dalam
penyimpan/penyekap air. Faktor relief/topografi mempengaruhi kandungan lengas
tanah berkaitan dengan kecepatan air untuk terinfiltrasi dan mempercepat
hilangnya lengas melalui aliran permukaan. Faktor penutup tanah dapat
mengurangi proses evaporasi sehingga kandungan lengas lebih awet. Faktor
penutup tanah misalnya seresah, kanopi tanamana, mulsa organik, cover crop,
plastik, kain, dan kertas.
Pemahaman
kadar lengas tanah sangat penting dalam pertanian karena melalui proses
pengaturan lengas dapat diamati serapan hara dan pemapasan akar – akar tanaman
yang berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman. Selain itu, kadang
lengas dapat digunakan untuk mengetahui daya simpan lengas suatu jenis tanah,
menduga kebutuhan pengairan, dan kebutuhan persawahan.
Dalam
percobaan ini digunakan metode gravimetri, yaitu menghitung selisih berat
lengas sebelum dan sesudah dikeringkan. Dari 5 contoh tanah dengan berbagai
ukuran, diperoleh kadar lengas tanah alfisol diameter 2 mm sebesar 11,05%,
diameter 0,5 sebesar 11,145%, dan tanah bongkah 12,3%. Pada entisol, kadar
lengas tanah diameter 2 mm sebesar 5,05%, diameter 0,5 mm sebesar 5,34%, dan
tanah bongkah 2,52%. Kadar lengas tanah vertisol diameter 2 mm yaitu 13,02%,
diameter 0,5 mm sebesar 12,715%, dan tanah bongkah sebesar 12,315%. Tanah
ultisol diameter 2 mm kadar lengasnya 10,4565%, diameter 0,5 mm sebesar
15,392%, dan tanah bongkah 10,679%. Tanah mollisol diameter 2 mm kadar
lengasnya 15,392%, diameter 0,5 mm 15,675%, tanah bongkah 16,857%.
Dari
hasil pengamatan dapat dilihat perbandingan kadar lengas tiap jenis tanah,
yaitu :
1. Alfisol
Tanah alfisol
merupakan tanah yang mengandung kapur tinggi dan memiliki tekstur berlempung,
sehingga tingkat permeabilitasnya rendah. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh
kadar lengas 11,145% untuk tanah berdiameter 0,5 mm, 11,05% untuk tanah
berdiameter 2 mm, dan 12,3% untuk tanah bongkah. Kadar tersebut cukup tinggi
dibandingkan dengan jenis tanah lain. Dengan demikian, tanah alfisol memiliki
daya serap air yang tinggi.
2. Entisol
Entisol
merupakan jenis tanah yang memiliki tekstur pasiran yang lebih tinggi
dibandingnkan dengan lempung dan debunya. Oleh sebab itu, entisol masuk ke
dalam kategori tanah yang mudah tererosi. Pori – pori di dalam tanah entisol
memiliki luas permukaan kecil karena didominasi oleh permukaan pasir sehingga
kemampuan menyerap air sangat rendah.
3. Vertisol
Jenis tanah ini
merupakan tanah dengan kandungan liat/lempung tinggi. Tanah vertisol berupa
lempung dengan kandungan tinggi yaitu sekitar 50%, sehingga luas permukaan pori
– pori tanahnya besar. Hal tersebut mengakibatkan tanah vertisol memiliki
kemampuan menyerap air cukup tinggi.
4. Ultisol
Tanah ultisol
merupakan tanah dengan kandungan lempung rendah dan bersifat lembab. Hasil
percobaan dengan teori yang ada terdapat perbedaan. Menurut teori, semakin
kecil diameter tanah, luas permukaan akan semakin besar sehingga kadar lengas
akan besar pula.
5. Mollisol
Mollisol
merupakan jenis tanah yang mempunyai kemiripan sifat dengan jenis tanah
Rendzina. Tanah tersebut memiliki kadar lempung yang tinggi, tekstur tanah
halus, dan permeabilitas rendah sehingga kemampuan menahan airnya tinggi.
IV.
KESIMPULAN
Dari
percobaan yang dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Kadar
lengas pada Alfisol diameter 0,5 mm = 11,45%, diameter 2 mm = 11,05%, bongkah =
12,3%. Untuk tanah Entisol, kadar lengas tanah diameter 0,5 mm = 5,34%,
diameter 2 mm = 5,05%, bongkah = 2,52%. Kadar lengas tanah Vertisol diameter
0,5 mm = 12,715%, diameter 2 mm = 13,02%, bongkah = 12,315%. Jenis tanah
Ultisol memiliki kadar lengas tanah diameter 0,5 mm = 9,6205%, diameter 2 mm =
10,465%, bongkah = 10,679%. Kadar lengas tanah mollisol diameter 0,5 mm =
15,676%,diameter 2 mm = 15,392%, bongkah = 16,857%.
2. Urutan
kadar lengas tanah dari yang tertinggi sampai yang terendah untuk diameter
0,5mm, 2 mm, dan tanah bongkah memilki kesamaan, yaitu Mollisol > Vertisol
> Alfisol > Ultisol > Entisol.
3. Perbedaan
kadar lengas tanah tergantung pada intensitas pori – pori tanah. Faktor yang
mempengaruhi yaitu iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah,
topografi, dan adanya bahan penutup tanah. Akan tetapi, faktor yang paling
menentukan adalah bahan organik dan fraksi lempung tanah.
DAFTAR
PUSTAKA
Annonymous.
2010. Soil Moisture Levels: Measuring and Monitoring Equipment
(http:/www.buzzle.com/articles/soil-moisture-levels-measuring-and-monitoring-equipment.html).
Diakses 6 Maret 2014, pukul 16:38.
Hanafiah,
Kemas Ali. 2009. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Putera.
Muljanto.
2007. Pemberian Kalium pada Perlakuan Cekaman Lengas. Jurnal Ilmu Pertanian 1 : 11-13
Novrizal
dan Suwardji. 2007. Prospek Pengembangan Tanaman Jarak Pagar (Jatropa curcas) pada Berbagai Orde
Tanah di Pulau Lombok. Jurnal Litbang Pertanian.
Suharto,
Edi. 2006. Kapasitas Simpanan Air Tanah pada Sistem Tata Guna Lahan LPP Tahura
Raja Lele Bengkulu. Jurnal Ilmu – ilmu Pertanian Indonesia 8: 44 – 49.
Suranto,
Rachman. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Wahyuni.
2006. Menguji Kadar Lengas Tanah di Daerah Kaki Gunung Lawu. Jurnal Tanah dan
Iklim 20: 16-20.
No comments:
Post a Comment