Friday, 27 March 2015

POLIPLOIDI

Poliploid merupakan organisme yang memiliki tiga atau lebih kromosom dalam sel-selnya. Sementara poliploidi diartikan sebagai peristiwa organisme memiliki set kromosom lebih dari sepasang, sedangkan poliploidisasi merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menghasilkan organisme poliploid (Sulistianingsih et al., 2004). Penggandaan kromosom atau poliploidi daat dikatakan sebagai salah satu upaya seleksi untuk meningkatkan mutu tumbuhan baik berupa peningkatan mutu tumbuhan baik berupa peningkatan kandungan metabolit sekunder maupun toleransinya terhadap faktor lingkungan terutama lingkungan ekstrim (Fajrina A., et al., 2012).
       Poliploidi bisa terjadi secara alami maupun secara buatan. Poliploidi secara buatan melibatkan campur tangan manusia sedangkan poliploidi alami terjadi tanpa unsur kesengajaan. Penyebab terjadinya poliploidi secara alami adalah karena faktor-faktor lingkungan sekitar makhluk hidup yang meliputi faktor suhu, tekanan, ketinggian tempat, dan lain-lain. Selain itu poliploidi alami juga bisa disebabkan oleh persilangan individu poliploid yang diikuti dengan gangguan selama proses pembelahan sel. poliploidi juga bisa terjadi karena kegagalan meiosis sehingga terbentuk gamet diploid (2n) yang nantinya akan dibuahi gamet haploid (1n) sehingga akan dihasilkan individu triploid (3n). Kegagalan meiosis tersebut mungkin disebabkan oleh rusaknya gelendong-gelendong pembelahan sehingga kromosom tidak memisah selama anafase. Kerusakan gelendong tersebut adalah akibat adanya perubahan kondisi lingkungan luar, seperti perubahan suhu, pH, dan tekanan, dan juga adanya zat-zat kimia yang bisa menyebabkan rusaknya protein-protein tubuler yang menyusun gelendong-gelendong pembelahan.Secara umum poliploidi terbagi dua kelompok, yaitu:
1.      Euplodi; suatu individu memiliki jumlah kromosom merupakan kelipatan seluruh set kromosom (genom).  Berdasarkan asal set kromosom yang dimiliki, pada tanaman euplodi terbagi dua kelompok, yaitu :
a.       Autopoliplodi; set kromosom berasal dari spesies yang sama atau berasal dari pengandaan kromosom sendiri, autopoliplodi memiliki set kromosom atau genom dasar yang merupakan pasangan kromosom homolog diantara mereka yang terlihat dari berpasangan kromosom pada waktu meiosis.  Yang termasuk autopoliploidi adalah : Triploid (3x), Tetraploid (4x), Pentaploid (5x), Heksaploid (6x), Septaploid (7x), dan Octaploid (8x).
b.      Alopoliplodi; set kromosom berasal dari spesies yang berbeda, alopoliplodi bisa terjadi karena persilangan alami maupun persilangan buatan.  Contoh persilangan alami adalah gandum/wheat (Triticum aestivum) yang merupakan aloheksaploid genom AABBDD (2n=6x=42), genom gandum/wheat (T. aestivum) berasal dari gandum einkorn (Triticum monococcum) diploid genom AA (2n=2x=14), gandum emmer (Triticum turgidum) genom BB (2n=2x=14), dan gandum liar (Triticum tauschii) diploid genom DD (2n=2x=14).  Evolusi gandum wheat berlangsung puluhan ribu tahun silam.  Aloploiploidi akibat persilangan buatan yang bertujuan mencari sifat ketahanan penyakit atau kondisi lingkungan tertentu, seperti contoh persilangan antara dua spesies padi budidaya (Oriza sativa) diploid genom AA (2n=2x=24) dengan spesies padi liar (Oriza officinalis) genom CC (2n=2x=24) yang kemudian mengalami pengandaan kromosomnya sehingga menjadi AACC (2n=2x=48).
2.       Aneuploid; individu dengan jumlah kromosom dalam inti selnya tidak merupakan kelipatan dari jumlah kromosom haploidnya, ketidakgenapan jumlah kromosom tersebut disebabkan oleh adanya penambahan atau kehilangan satu atau beberapa kromosom pada genomnya.  Aneuplodi terbentuk karena adanya penyimpangan segregasi kromosom dalam proses meiosis.  Satu pasang kromosom homolog atau satu kromatid mungkin tidak berpisah dalam metaphase (non-disjunction), kedua kromosom homolog atau kromosom-kromosom dalam pasanagan kromatid bermigrasi kearah satu kutub, sehingga pada kutub tersebut terdapat dua kromosom homolog sedangkan pada kutub yang lain kehilangan satu kromosom.  Kegagalan segregasi tersebut bias terjadi pada meiosis I yaitu dua kromosom homolog bergerak pada kutub yang sama atau pada meiosis II yaitu dua kromosom bersaudara menuju kutub yang sama.  Tipe-tipe aneuploid dikelompokan berdasarkan banyanya kromosom yang hilang dan atau bertambah dalam satu individu yaitu :
a.        Nulisomik          : 2n-2, kehilangan 2 kromosom homolog.
b.      Monosomik         : 2n-1, kehilangan 1 kromosom.
c.       Trisomik             : 2n+1, penambahan 1 kromosom.
d.      Tetrasomik          : 2n+2, penambahan 2 kromosom homolog
Peranan poliploidi dalam pemuliaan tanaman sangat banyak, antara lain untuk mendapatkan buah tanpa biji (seedless) seperti semangka tanpa biji dan anggur tanpa biji yang mengunakan metode triploid (3x), memasukan gen ketahanan terhadap penyakit maupun stress lingkungan dengan mengunakan metode alopoliploidi , sedangkan aneuplodi berguna untuk mempelajari genetic karakter tertentu, seperti dengan mengunakan metode trisomik yang dapat menentukan kromosom yang mana membawa lokus karena suatu fenotipe akan dipengaruhi oleh kromosom yang terlibat dalam aneuploidi.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  
       Kolkisin (C22H25O6N) merupakan suatu alkaloid berwarna putih yang diperoleh dari umbi tanaman Colchichum autumnale L. (Famili Liliaceae). Senyawa ini dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada pembelahan sel sehingga menyebabkan terbentuknya individu yang memiliki tiga atau lebih kromosom dalam sel-selnya (Eigsti dan Dustin, 1957; Suryo, 1995 dalam Suminah et al., 2001). Dikarenakan tidak terbentuk benang-benang spindel pada pembelahan mitosis yang dipengaruhi kolkisin, maka kromosom anak tidak bergerak kekutub-kutub set, tetapi tetap tinggal di tengah-tengah sebagai pasangan spesifik pada C-mtosis. Sehngga, terjadilah yang tetraploid atau autoploid. Benang spindel tidak terbentuk karena kolkisin yang diberikan menyebabkan sitoplasma menjadi cair. Benang-benang plasma yang membentuk benang spindel yang dianggap tdak terjadi karena mengentalnya sitoplasma karena pengaruh kolkisin. Hal tersebut yang menyebabkan fase-fase mitosis tidak normal, jadi hanya terhenti hingga fase metafase.
        

No comments:

Post a Comment